NeWs

Menyulap Kamar Villa Menjadi Studio Musik



E-mailPrintPDF
Workshop Album Baru
Kamar villa yang mirip kamar hotel berubah menjadi 180 derajat untuk keperluan workshop J-Rocks. Butuh usaha yang tidak mudah untuk membuat ruangan workshop yang pas. Itupun dilakukan tengah malam.

Persis tengah malam (4/10) rombongan J-Rocks masuk Villa di daerah Sentul Bogor. Villa dua lantai itu cukup besar. Raungan bawah ada yang dipakai sebagai lapangan futsal. Bukit dapat dilihat di depan dan belakang villa.

Semua orang turun dari mobil dan berpencar untuk mencari tempat yang pas untuk menempatkan alat-alat musik. Semua kamar dan ruangan diperiksa. “Gak ada orang yang protes kalau kita berisik di sini kan?” Kata Sony.

Akhirnya keempat personel J-Rocks sepakat untuk menggunakan sebuah kamar yang ada di pojok villa. Letaknya di lantai dua. Ruangan  yang tadinya rapi dan lengkap seperti kamar hotel itupun dirombak total. Tempat tidur dikeluarkan. Kursi dan meja yang tidak dipakai juga ikut dibersihkan. Ruangan ukuran 4 X 4 meter itu terlihat lapang.

Itu tidak berlangsung lama. Ruangan kembali penuh dengan hardcase dan barang-barang lain yang dibawa dari Jakarta. Ada delapan gitar, dua buah bass, satu set drum elektrik, amplifier buat gitar dan bass, keyboard controller, biola dan banyak lagi. Dua personal computer yang dibawa oleh Sony dan Andrie , additional keyboardist J-Rocks ikut menyesaki ruangan itu. Andrie bertugas sebagai operator rekaman.

Iman, Sony, Wima dan Anton serta dibantu Andrie, Abek, kru J-Rocks dan penjaga vila mengangkat barang-barang itu sendiri. Satu-persatu dikeluarkan dari mobil dan diangkat ke lantai dua.

Proses setting alatpun dimulai. Pertama menentukan posisi yang pas untuk tiap alat. Sony meminta drumnya elektriknya menghadap ke luar ruangan. "Bosen lihat mereka terus,"  candanya. Pertama dipasang adalah komputer untuk sebagai alat kontrol suara. Semua orang bekerja. Seperti Anton, ia memasang drumnya sendiri.

Pukul 02.20 setting ruangan selesai. Ruangan berubah total. Lebih mirip sebuah studio musik. Semua instrumen telah dikeluarkan dari hardcase-nya. Hardcase yang tidak digunakan lagi,  dipindah ke ruangan lain. Tiap personel mempunyai tempat sendiri-sendiri. Wima memilih dekat jendela berseberangan dengan Anton. Sony memilih di dekat komputer. Iman lesehan di karpet. Sesekali ia memainkan gitar sambil berdiri.

Waktu jam-session dimulai. Belum ada vokal. Hanya instrument yang dimainkan. Beberapa  kali berhenti sesaat untuk diskusi. Wima dan Anton terlibat berapa percakapan untuk menentukan beat lagu. Begitu juga Iman dan Sony. Suasana mulai menghangat. Menjelang subuh, sekitar pukul empat pagi. Latihan harus diakhiri tiba-tiba karena aliran listrik putus.

Bersambung.








J-Rocks Mulai Album Baru


E-mailPrintPDF

Persiapan Album Baru

Salah satu "tradisi" J-Rocks saat Ramadhan adalah menggarap lagu atau album baru. Begitu juga dengan Ramadhan tahun ini, Iman, Wima, Sony dan Anton mulai menabung materi untuk album keempat J-Rocks. "Ramadhan ini jadwal kami beberapa kali manggung dan rekaman album baru di studio," kata Iman.

Saat ini personel J-Rocks mulai jam session materi album baru mereka. Materi lagu setengah jadi dari tiap atau beberapa personel digarap bersama. Misalkan Iman membawa file lagu yang isinya masih suara gitar dan sound effect dari rekaman digital yang dilakukan di komputer. "Makanya sekarang aku intens di Jakarta, sibuk menggarap lagu," kata Wima yang sehari-hari tinggal di Bandung.

Ini yang disebut guide. Materi ini akan dipilih untuk digarap bersama. Setiap personel akan memberikan masukan untuk hasil terbaik. Proses ini yang disebut workshop. Biasanya keempat personel J-Rocks akan berkolaborasi di studio. "Biasanya di mulai habis tarawih sampai sahur, lalu tidur sampai siang," kata Wima lagi.

Saat ini sudah ada beberapa lagu yang sudah masuk workshop. "Untuk album yang baru ini, kami tetap akan membuat musik yang berkualitas. Selama ini kami berempat mendengar beberapa album band-band luar yang bagus. Membuat kami terpacu," kata Wima. Ia juga menegaskan kalau J-Rocks tidak akan mengikuti lagu-lagu yang trend saat ini.

"Entah kenapa album J-Rocks selalu dalam kurun dua tahun, setahun asyik manggung. Tiba-tiba selalu muncul ide untuk membuat album baru," cerita Wima. Album J-Rocks pertama Topeng Sahabat 2005. Dua tahun berikutnya Spirit di tahun 2007 dan terakhir adalah Road to Abbey 2009.



Satu yang Tertinggal dari Abbey Road


E-mailPrintPDF
koran-inggris
Album Road to Abbey milik J-Rocks ternyata masuk tulisan tentang 40 tahun Abbey Road di koran Independen Inggris. Media itu mengulas peringatan 40 tahun cover  album legendaris  Abbey Road milik Beatles. Foto empat personel yang menyeberang  jalan Abbey menjadi cover album yang inspiratif.
Cover album itu banyak menginspirasi musisi lain untuk membuat cover dengan berfoto di zebra cross Abbey Road atau seakan-akan ditempat itu. Tercatat Kanye West juga membuat cover seperti Beatles. Tokoh kartun The Simpsons juga pernah jadi cover majalah  Rolling Stone dengan bergaya ala Beatles di Abbey Road.  Pun J-Rocks.
Cover album Road to Abbey yang dibuat tahun 2009 lalu sendiri menjadi penutup peringatan 40 tahun cover album Abbey Road.  Road to Abbey adalah album J-Rocks hasil dari kemenangan mereka di kontes Free Your Voice, Soundrenaline tahun 2008. Band asal Jakarta ini berhak untuk rekaman di Studio Abbey Road, studio rekaman terkenal. Banyak band-band besar yang merekam musik mereka di studio ini, seperti Jamiroquai, Green Day, Radiohead, U2, Panic At The Disco dan banyak lagi. Hebatnya J-Rocks satu-satunya band Indonesia yang rekaman di studio yang terletak   3 Abbey Road, St John's Wood, City of Westminster, London ini.
Cerita di balik pembuatan cover album ikonik milik The Beatles juga menarik. Empat puluh tahun sebelum J-Rocks mengambil foto di zebra cross Abbey Road, The Beatles membahas tentang ide cover album mereka yang baru. Idenya berawal dari teknisi musik Geoff Emerik, tentang sebuah foto yang diambil dari jarak dekat. Ide itu nyambung dengan sketsa Paul McCartney. Sebuah sketsa empat orang yang menyebrang di zebra cross.

Komentar terbaru via blogger

jelajah sesukamu